by : Annisa Cantika Indra
Sumber : pinterest.com
Teman-teman Pet Mates, sudah tahu belum? Kabarnya nih pada makanan hewan kesayangan kita terdapat pengawet yang dapat menimbulkan penyakit kanker. Serem banget kaan? Daripada bingung, yuk kita cari penjelasannya bersama-sama!
Sejatinya, pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada makanan dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan produk serta menjaga kondisi makanan tetap segar dan aman dikonsumsi. Seperti yang kita ketahui, diperlukan jangka waktu yang panjang dari proses produksi hingga makanan dapat dikonsumsi oleh hewan. Tanpa adanya pengawet, kemungkinan besar makanan tersebut akan membusuk [1].
Dalam industri pet food, zat pengawet yang kerap digunakan adalah antioksidan [3,4]. Food and Drug Administration (FDA) mendefinisikan antioksidan sebagai zat yang membantu pengawetan makanan dengan cara menghambat kerusakan, ketengikan, serta perubahan warna yang disebabkan oleh proses oksidasi pada makanan tersebut [3].
Wet food atau makanan basah umumnya memiliki kemasan kedap udara (seperti kaleng atau pouch) sehingga tidak membutuhkan pengawet. Sedangkan dry food atau makanan kering perlu ditambahkan antioksidan untuk mengawetkannya [2]. Association of American Feed Control Officials (AAFCO) mewajibkan nama umum dari setiap pengawet yang digunakan pada produk makanan hewan harus dicantumkan dalam label produk dan didukung dengan fakta bahwa bahan tersebut dapat digunakan sebagai pengawet makanan [1].
Antioksidan yang digunakan sebagai pengawet pada pet food dapat diperoleh secara alami maupun artifisial. Beberapa contoh antioksidan alami seperti tokoferol campuran yang merupakan sumber vitamin E, asam askorbat, asam sitrat, dan bentuk vitamin C lainnya, serta ekstrak rosemary yang diperoleh dari tanaman Rosmarinus officinalis. Selain sebagai antioksidan, beberapa bahan tersebut juga bermanfaat dalam meningkatkan sistem imun, kesehatan kulit, rambut, serta melancarkan sistem pencernaan [2,3].
Dari segi kesehatan, antioksidan alami tentunya lebih baik dibandingkan antioksidan artifisial. Hal ini karena antioksidan artifisial mengandung bahan yang bersifat karsinogenik bagi tubuh terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang [2]. Namun sayangnya, antioksidan artifisial masih kerap digunakan dalam produk pet food loh, Pet Mates!
Sebut saja, ethoxyquin yang masih digunakan dalam beberapa produk makanan anjing. Dalam beberapa tahun terakhir, Food and Drug Administration (FDA) banyak menerima laporan dari para pemilik anjing yang merasa bahwa ethoxyquin mengakibatkan gangguan medis pada anjing mereka seperti reaksi alergi, kegagalan organ, gangguan perilaku, hingga kanker [2,3].
Pada tahun 1997, FDA telah meninjau sebuah penelitian tentang ethoxyquin yang menghasilkan kesimpulan bahwa kadar ethoxyquin diatas jumlah yang diperbolehkan hanya menimbulkan peningkatan kadar enzim hati dan metabolisme sel darah merah dalam jumlah ringan. Hal ini juga diketahui terjadi hanya pada subjek anjing laktasi yang mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding subjek lainnya [3].
Namun, FDA tetap menghimbau seluruh produsen makanan hewan yang menggunakan ethoxyquin untuk mengurangi kadarnya dari 150 mg/kg (0,015%) menjadi 75 mg/kg (0,0075%) saja. Hingga saat ini, ethoxyquin masih digunakan karena dinilai lebih efektif dibanding zat lainnya, terutama untuk melindungi makanan dengan kadar PUFA (poly-unsaturated fatty acid) yang tinggi [3].
Lalu ada butylated hidroxyanisole (BHA, E320) dan butylated hidroxytoluene (BHT, E321) sebagai analog sintetis vitamin E. Keduanya kerap digunakan secara bersamaan dan efektif untuk mengawetkan lemak hewani, namun kurang efektif untuk lemak nabati. BHA bersifat stabil pada suhu tinggi. Kedua pengawet ini juga digunakan pada makanan manusia dan terus menimbulkan kontroversi karena dicurigai sebagai zat karsinogenik [3].
Juga ada tersier butylhydroquinone (TBHQ, E319). Berdasarkan studi yang dilakukan Program Internasional tentang Keamanan Bahan Kimia, didapatkan fakta bahwa TBHQ menimbulkan tumor perut pada subjek hewan coba. FDA juga menyebutkan bahwa TBHQ memiliki efek karsinogenik dan genotoxic yang berbahaya, terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang [3].
Harga yang murah dan keefektifan yang lebih tinggi dibandingkan antioksidan alami merupakan beberapa alasan yang membuat antioksidan artifisial masih digunakan oleh beberapa produsen pet food [2]. Jadi nih Pet Mates, pernyataan tentang adanya zat pengawet pada pet food yang berpotensi sebagai penyebab kanker adalah fakta yang cukup menyedihkan.
Tapi jangan khawatir Pet Mates, masih ada produk pet food yang menggunakan antioksidan alami pada produknya. Royal Canin sebagai perusahaan yang sangat mempedulikan kesehatan hewan peliharaan telah mematenkan suatu komponen antioksidan alami yang aman pada produknya.
Sumber : royalcanin.com/id
Komponen ini dikenal dengan CELT (Vitamin C, E, Lutein, and Taurin Complex), dengan vitamin C dan E sebagai bahan utama dalam mengawetkan setiap produk Royal Canin. Selain penambahan komponen ini, beberapa kemasan produk Royal Canin juga telah dilengkapi dengan teknologi nitrogen flush atau yang disebut juga ATCO (atmosphere control), yaitu prosedur menggantikan udara dengan gas nitrogen sehingga kemasan tidak teroksidasi dan lebih tahan lama. Kemasan produk dengan teknologi ini dapat bertahan hingga 18 bulan.
Pet Mates, memilih pet food yang terbaik adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan hewan kesayangan kita dan menikmati waktu bahagia yang lebih lama bersamanya. Untuk itu, selalu pastikan Pet Mates mendapatkan informasi dari sumber terpercaya mengenai kandungan nutrisi dan bahan yang digunakan pada produk pet food hewan kesayangan kalian, yaa!
Referensi
- Association of American Feed Control Officials (AAFCO). (2008). What is in Pet Food?. https://www.aafco.org/Consumers/What-is-in-Pet-Food. Diakses tanggal 11 September 2020.
- Bassert, J.M., Beal, A.D. dan Samples, O.M. (2018). McCurnin’s Clinical Textbook for Veterinary Technicians Ninth Edition. Mosby Elsevier, Missouri.
- Bunghez, F., Socaciu, C. dan Catunescu, G.M. (2012). Antioxidants used in pet feed. Bulletin UASVM Agriculture, 69(2) : 488-489.
- Raasch, M.F., Hayek, M.G., Daristotle, L. dan Case, L.P. (2011). Canine and Feline Nutrition Third Edition. Mosby Elsevier, Missouri.
0 Comments