VAKSINASI: INVESTASI JANGKA PANJANG

by: Ryanka Edila


Menjamin kesejahteraannya, adalah tanggung jawab utama saat memutuskan memelihara hewan kesayangan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu pencegahan dari penyakit yang sudah tidak awam bagi kita adalah pemberian vaksin.

Vaksinasi merupakan salah satu tindakan yang tujuannya untuk memberikan kekebalan pada tubuh dan melindunginya dari beberapa penyakit tertentu, karena ada yang bisa berakibat fatal atau mematikan.



www.canva.com

Penyakit mematikan seringkali menyerang hewan kesayangan secara tiba-tiba. Salah satu contohnya adalah feline panleukopenia. Penyakit ini disebabkan oleh virus paneleukopenia yang menyerang kucing. Pada fase akut feline panleukopenia, memiliki tingkat kematian 25-90% dan mencapai 100% pada infeksi perakut (Hartmann, 2017). Menurut laporan kasus, penyakit ini adalah salah satu kasus yang sering menyerang kucing peliharaan dan sangat mematikan (Decaro et al., 2010; Truyen dan Parrish, 2013; Hartmann, 2017).

Masih banyak penyakit lain yang mematikan dan memiliki angka kejadian sangat tinggi pada hewan kesayangan, seperti pada kucing yaitu penyakit rabies, calici virus dan rhinotracheitis. Sedangkan contoh penyakit yang bersifat fatal pada anjing seperti rabies, canine parvovirus, canine distemper, dan ICH. Maka dari itu, penggolongan vaksin digolongkan berdasarkan kepentingan pemberiannya. Yaitu vaksin pokok (core vaccine) dan vaksin non pokok (non-core vaccine).



www.royalcanin.com


Vaksin pokok berarti vaksin yang benar-benar harus diberikan dan disarankan pada hewan kesayangan yang akan menjalani program vaksinasi. Vaksin pokok diberikan untuk pencegahan penyakit-penyakit di atas. Vaksin pokok untuk anjing berupa rabies, canine parvovirus, canine distemper, dan infectious canine hepatitis. Sedangkan vaksin pokok untuk kucing yaitu rabies, panleukopenia, feline calicivirus, dan feline viral rhinotracheitis.

Sekarang timbul statement bahwa “Vaksin itu mahal”. Pemberian vaksin tidak cukup dilakukan sekali saja. Pemberian vaksin secara berkala mempunyai tujuan sebagai booster, untuk mencapai antibodi yang maksimal. Artinya, vaksin berperan sebagai pencegah penyakit yang berkepanjangan. (Susanto et al., 2015)



www.pinterest.com


Pada umumnya vaksinasi dilakukan minimal tiga kali, tergantung jenis vaksin dan program yang diberikan . Biasanya, tiga kali vaksin menghabiskan biaya keseluruhan maksimal satu juta rupiah. Pada program vaksin hewan kesayangan, akan ada jadwal vaksinasi yang “berjarak” antara vaksin pertama dan selanjutnya. “Jarak waktu” setiap tahap vaksinasi tentunya sangat meringankan pet owner karena biaya yang dikeluarkan tidak sekaligus dalam jutaan.

Lalu investasinya dimana, kan mahal? Eits tunggu dulu, hitung-hitunganya belum selesai. Jika hewan peliharaan tidak di vaksin, resiko terserang penyakitnya lebih tinggi. Karena resikonya ini sangat tinggi, maka pet mates akan lebih sering berurusan dengan dokter hewan atau rumah sakit hewan. Apalagi jika hewan peliharaan pet mates harus di rawat inap di rumah sakit hewan, biaya yang dikeluarkan pastinya jauh lebih tinggi.



Tabel diatas adalah contoh 'ilustrasi' biaya yang dibutuhkan karena biaya dapat berbeda di berbagai klinik sesuai fasilitas maupun pengobatan yang diberikan. Memang, penyakit-penyakit seperti Feline panleukopenia membutuhkan waktu perawatan intensif yang cukup lama, biasanya 5-10 hari jika kondisinya dalam fase perakut atau belum parah, dan juga dikarenakan obat untuk virus ini belum ditemukan, maka dari itu pencegahan sangat-sangat dibutuhkan. (Putri, 2019).

Nah bisa dihitung pengeluaran jika hewan peliharaan “sakit” dulu sebelum di vaksin, yang JAUH lebih besar dibanding biaya pencegahan berupa vaksinasi. Selain bisa dikatakan “investasi”, vaksinasi terbukti dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup hewan kesayangan, terhindar dari penyakit-penyakit mematikan, daya tahan tubuh lebih kuat hingga angka harapan hidup lebih tinggi.

Jadi, apakah anjing dan kucingmu sudah di vaksin? Jangan tunggu sakit dulu, ayo ke dokter hewan! Kucing dan anjing selamat, uang pun hemat!


Sumber:

Decaro, N., Buonavoglia, D., Desario, C., Amorisco, F., Colaianni, M. L., Parisi, A., Terio, V., Elia, G., Lucente, M. S., Cavalli, A., Martella, V., & Buonavoglia, C. (2010). Characterisation of canine parvovirus strains isolated from cats with feline panleukopenia. Research in Veterinary Science, 89(2), 275–278.

Truyen, U., & Parrish, C. R. (2013). Feline panleukopenia virus: Its interesting evolution and current problems in immunoprophylaxis against a serious pathogen. Veterinary Microbiology, 165, 29–32.

Susanto, Wellson, and Maria Veronica Gandha. "Pusat edukasi tentang hewan peliharaan di kelapa gading." Jurnal Kajian Teknologi 11.1 (2015).

Hartmann, K. (2017). Feline Panleukopenia Update on Prevention. The Thai Journal of Veterinary Medicine, 47, S101–S104.

 Day, M. J., Horzinek, M. C., Schultz, R. D., & Squires, R. A. (2016). WSAVA Guidelines for the vaccination of dogs and cats. The Journal of small animal practice, 57(1), E1

Putri, Riyandini, Bambang Sumiarto, and Guntari Titik Mulyani. "Faktor Risiko Feline Panleukopenia pada Kucing di Daerah Istimewa Yogyakarta." Jurnal Sain Veteriner 38.3: 206-213

Post a Comment

0 Comments