by: Nisrina Syahira Ainiya
Halo Pet Mates! Sudah terpikir untuk memelihara kucing? Atau malah mau mengadopsi kucing baru? Proses menghadirkan kucing ke rumah kita akan menjadi sangat menyenangkan! Namun untuk membina hubungan yang baik, kita perlu belajar bagaimana cara berinteraksi dengan mereka melalui pemahaman akan perilaku kucing kita. Simak, yuk, poin-poin di bawah ini!
![]() |
Sumber: https://www.petmd.com/cat/conditions/behavioral/c_ct_aggression |
1. Kucing adalah hewan soliter dan sangat teritorial
Tidak seperti anjing yang suka hidup dalam kawanan, kucing adalah hewan soliter yang sukanya hidup sendiri-sendiri. Mereka juga sangat sensitive dan menjaga wilayah kekuasaannya. Saat hendak mengadopsi kucing baru, perlu diperhatikan cara mengenalkannya pada kucing lama. Kucing lama dapat merasa terancam dan menunjukkan ageresinya saat kucing baru menginjak wilayah teritorinya.
2. Kucing sangat suka berburu!
![]() |
Sumber: https://www.catwatchnewsletter.com/behavior/so-your-cat-thinks-hes-a-tiger/ |
Insting alami kucing adalah untuk berburu mangsanya. Insting ini diturunkan dari nenek moyangnya dan masih ada sampai saat ini walaupun kucing sudah melalui proses domestikasi. Apa yang kita anggap sebagai cara kucing bermain selama ini ternyata adalah perilaku berburu kucing. Contoh, saat kucing menangkap kecoa, tikus, dan hewan lain yang terlihat menarik. Jadi, jangan heran kalau kucing senang untuk menangkap sesuatu yang bergerak seperti mangsanya.
Aktivitas ini wajib terpenuhi untuk kepentingan psikologisnya. Pet owner juga bisa menstimulasi aktivitas ini dengan mengajak kucing bermain menggunakan mainan yang kucing anggap sebagai mangsanya. Biasanya kucing rumah tidak akan membunuh mangsanya dan hanya bermain dengan mangsanya. Perlu kehati-hatian jika pet mates memiliki hewan lain di rumah yang kemungkinan bisa menarik perhatian kucing. Pastikan aktivitas ini terpenuhi dengan stimulasi yang diberikan owner agar kucing tidak mencari mangsa lain.
![]() |
Sumber: https://www.yourcat.co.uk/cat-advice/why-do-cats-sniff-everything/ |
3. Kucing menggunakan indra penciumannya dalam bersosialisasi
Sebagian besar aktivitas sosial kucing dilandasi dengan stimulus penciumannya dari lingkungan. Kucing memiliki indra penciuman seribu kali lebih kuat dari manusia. Dalam bersosialisasi, ia akan mengenali setiap individu dengan sebuah bau khas yang disebut feromon. Feromon ini juga berguna dalam kucing menandai teritorinya.
Kucing memiliki beberapa kelenjar bau di tubuhnya dan dengan perilaku khususnya, ia menyebarkan feromon tersebut. Contohnya dengan mengeluskan pipinya ke barang-barang di rumah, spraying, bahkan mencakar furnitur, lho! Kelenjar bau terdapat juga di sela-sela paw kucing dan mencakar furnitur merupakan salah satu aktivitasnya dalam menyebarkan feromon tersebut. Penandaan setiap barang di rumah dengan feromonnya membuat kucing dapat membedakan mana benda yang familiar dan mana benda yang asing.
Kelenjar bau kucing (Sumber: Bradshaw 2018)
Pengenalan kucing terhadap individu baru dan lingkungan asing juga dilakukan melalui indra penciumannya. Jika kita hendak membawa kucing ke rumah baru, kita dapat mengusapkan handuk ke tubuh kucing itu terutama ke bagian kelenjar bau mereka. Setelah itu kita bisa usapkan handuk itu ke furnitur rumah agar ia dapat merasa lebih familiar dengan lingkungan sekitarnya.
Hal ini juga berguna agar kucing lama yang ada di rumah dapat mengenali bau kucing baru sebelum mereka dipertemukan. Dengan mengenali baunya terlebih dahulu, kucing lama akan cenderung menurunkan agresinya dibandingkan dengan cara langsung mempertemukan mereka tanpa mengenalkan bau mereka terlebih dahulu.
![]() |
Sumber: https://www.medivet.co.uk/pet-care/pet-advice/kitten-play-is-important |
4. Bentuk karakter kucing sejak dini
Genetik ras kucing berperan besar dalam membentuk karakter kucing. Seperti misalnya, kucing british short hair cenderung menunjukan karakter yang tidak agresif, kurang aktif, dan introvert. Atau seperti kucing Bengal yang sangat aktif dan ekstrovert. Namun karakter kucing juga terbentuk dari lingkungannya.
Kita dapat melatih kucing untuk terbiasa dengan manusia dan melatih kucing melakukan berbagai trik seperti buang air di litter box mulai dari umur 2-9 minggu. Umur tersebut adalah waktu krusial untuk owner dapat membiasakan kucing pada lingkungan rumah dan kehadiran komponen lain yang mungkin akan membuat kucing merasa takut. Namun bukan berarti melewati umur 2-9 minggu kucing tak bisa dilatih, lho!
![]() |
Sumber: https://www.telegraph.co.uk/pets/news-features/beg-sit-fetch- how-to-successfully-train-your-cat/ |
Pada dasarnya, kucing tidak memiliki perasaan bersalah terhadap sesuatu. Misal, kita memasang litter box di dalam rumah dan berharap kucing akan langsung memakainya dengan baik. Tapi beberapa kucing tak mengerti dan kita cenderung menghukum kucing saat buang air sembarangan. Kucing tak akan mengerti teguran dan hukuman itu. Hukuman seperti ini hanya akan membuat kucing memiliki ketakutan akan pengulangan kejadian yang serupa dan dapat membuat kucing stress serta berperilaku menyimpang.
Contoh lain, kebiasaan kucing untuk menggaruk funitur merupakan perilaku alami kucing yang kadang tidak disenangi owner. Beberapa owner yang tidak bertanggung jawab melakukan declawing yaitu mencabut seluruh kuku kucing agar kucing tidak merusak furnitur. Hal tersebut akan membuat kucing stress karena ia tak dapat melakukan perilaku alaminya untuk menggaruk-garuk benda dengan kukunya.
Kebanyakan penyimpangan perilaku kucing disebabkan oleh owner yang melarang perilaku alami kucing seperti berburu, mencakar furnitur, dan menghukum kucing atas sesuatu yang tidak ia pahami. Penyimpangan perilaku ini dapat meningkatkan tingkat agresi mereka. Seperti menjadi lebih galak dan buang air sembarangan untuk memperkuat bau mereka di lingkungan karena mereka merasa stress dan terancam. Latihlah kucing kita tanpa menimbulkan trauma padanya.
Nah, sudah sedikit kenal, kan, dengan hewan lucu ini? Pastikan kita sudah memahami perilaku kucing sebelum mengadopsinya. Dukung kesejahteraan kucing kita dengan mengenali dan membantu perilaku alami kucing kita agar terjadi hubungan membahagiakan antara kita dan kucing kita!
Daftar Pustaka
Bradshaw, J. (2018). Normal feline behaviour: … and why problem behaviours develop. Journal of Feline Medicine and Surgery, 20(5), 411–421
1 Comments
Keren2 ilmunya
ReplyDelete