Mengenal Cacing Pita Pada Kucing!

 By : Arfin Wiratama


Sumber : unsplash.com

Salah satu masalah pencernaan yang kerap terjadi pada kucing kesayangan kita adalah penyakit cacingan. Data menunjukkan bahwa tingkat kejadian penyakit yang berhubungan dengan parasit pencernaan pada kucing tergolong tinggi sekitar 45% pada beberapa populasi [2].

 Apakah Pet Mates sudah tahu? Cacing yang dapat menginfeksi saluran pencernaan tidak hanya satu melainkan beragam jenisnya. Beberapa jenis spesies yang dapat menginfeksi antara lain cacing pita (Tapeworm), cacing gelang (Roundworm), cacing tambang (Hookworm) dan cacing cambuk (Whipworm) [4].

Terdapat fakta menurut Companion Animal Parasite Council dari keseluruhan jenis cacing yang menginfeksi, angka kejadian penyakit cacing pita (Dipylidium caninum) pada kucing tergolong umum dan tinggi mencapai 1,8% hingga 52,7% [1] . Data ini dapat menjadi parameter Pet Mates untuk waspada akan infeksi dari cacing pita.

Baca juga : Kenali Penyakit Helminthiasis atau Kecacingan Pada Kucing

Demi menjaga kesehatan hewan kesayangan kita dari penyakit cacingan, Vetudjoeh mengajak Pet Mates untuk memperdalam pengetahuan tentang cacing pita. Sangat disayangkan apabila kucing kalian terjangkit cacingan karena kurang nya pengetahuan. Oleh karena itu, Yuk kenali lebih jauh tentang cacing pita pada kucing!

Apa itu cacing pita?

Tapeworm atau cacing pita sudah tidak asing lagi apabila kita membicarakan hewan ternak seperti babi, sapi, domba dan sebagai nya. Namun, perlu Pet Mates ketahui cacing pita tidak hanya dapat menginfeksi hewan ternak tetapi juga dapat menginfeksi hewan kesayangan kalian

Sumber : shutterstock.com

Cacing pita memiliki bentuk pipih memanjang tipis hingga dapat dikatakan mempunyai dua sisi dan dua tepi menyerupai pita [3]. Saat cacing pita menghinggapi saluran pencernaan, kepala cacing akan tertanam pada saluran pencernaan dan mengambil segala nutrisi makanan yang telah dikonsumsi kucing kesayangan Pet Mates!

Apa penyebab infeksi cacing pita?

Infeksi dari cacing pita pada umum nya disebabkan oleh kutu pada rambut kucing. Fakta menunjukkan bahwa ketika kucing terjangkit kutu maka mereka akan cenderung untuk menjilati serta menggigit bagian yang dihinggapi kutu. Perlu Pet Mates ketahui, kutu dapat menjadi sarana pembawa telur cacing pita yang sebelumnya hinggap di sebuah kotoran kucing ataupun anjing [1,2].

Selain itu, cacing pita juga dapat berasal dari makanan mentah yang belum dimasak dengan matang. Daging mentah seperti ikan, sapi, domba dan berbagai daging lain nya dikhawatirkan mengandung telur cacing pita. Oleh karena itu, Vetudjoeh menganjurkan untuk mempertimbangkan secara matang pemberian makanan mentah kepada kucing kesayangan Pet Mates.

Baca juga : Raw Food sebagai Pet Food: Pertimbangkan Matang-Matang!

Apa gejala yang ditimbulkan cacing pita?

Gejala yang timbul saat kucing Pet Mates terjangkit cacing pita antara lain yaitu letih, lesu, nafsu makan menurun, berat badan berkurang, diare, dan pada beberapa kejadian akan terjadi demam [5]. Cacing pita pada saluran pencernaan kucing akan menyebabkan penurunan fungsi serap nutrisi. Sehingga apabila tidak ditindaklanjuti secara cepat maka akan memperburuk kondisi kucing kalian.

Fakta mengejutkan lain nya mengungkapkan bahwa cacing pita pada kucing kesayangan Pet Mates dapat menular juga ke manusia. Kasus penularan antar spesies ini pada umumnya menjangkit anak-anak dan menyebabkan gejala yang sama seperti pada kucing! [3]

Sumber : Mahmud, (2017)

Bagaimana cara mencegah dan menyembuhkan infeksi cacing pita?

Dalam bahasa Indonesia terdapat ungkapan yaitu sedia payung sebelum hujan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pet Mates dapat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan hal sebagai berikut :

·        Melakukan kontrol kesehatan rutin ke dokter hewan

·        Menjaga kebersihan tempat penampungan kotoran kucing

·        Melakukan pengawasan terhadap hama kutu pada rambut kucing

·        Menghindari pemberian makanan mentah

·        Menjaga kucing untuk tetap berada di dalam rumah 

Jika kucing kalian sudah mulai mengalami gejala infeksi cacing maka segera bawa ke dokter hewan. Kita semua paham bahwa pengobatan cacingan adalah pemberian obat cacing. Namun, sebagai pemilik hewan kita tidak bisa secara cepat mendiagnosa dan memberikan obat cacing secara langsung. Sejatinya, jenis cacing yang menginfeksi bukan hanya cacing pita tetapi banyak ragam cacing yang memiliki pengobatan nya tersendiri. #ayokedokterhewan


Referensi :

[1] Companion Animal Parasite Council. (2016). Dipylidium caninum.  https://capcvet.org/guidelines/dipylidium-caninum/. Diakses tanggal 7 Agustus 2021.

[2] Cornell University College of Veterinary Medicine. (2018). Gastrointestinal Parasites of Cats. https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/cornell-feline-health-center/health-information/feline-health-topics/gastrointestinal-parasites-cats. Diakses tanggal 7 Agustus 2021.

[3] Georgi, Jay R. (1987). Tapeworms. Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice, 17(6), 1285–1305. doi:10.1016/S0195-5616(87)50003-1.

[4] Mahmud, R., Lim, Y. A. L., & Amir, A. (2017). Cestodes: Tapeworms. Medical Parasitology, 117134. doi:10.1007/978-3-319-68795-7_11

[5] Peregrine, Andrew S.  (2018). Gastrointestinal Parasites of Cats. Merck Veterinary Manual, Merck Veterinary Manual. https://www.merckvetmanual.com/cat-owners/digestive-disorders-of-cats/gastrointestinal-parasites-of-cats. Diakses tanggal 7 Agustus 2021.




Post a Comment

1 Comments