By : Arfin Wiratama
Terdapat fakta menurut Companion Animal Parasite Council dari keseluruhan
jenis cacing yang menginfeksi, angka kejadian penyakit cacing pita (Dipylidium caninum) pada kucing tergolong umum dan tinggi mencapai 1,8% hingga 52,7% [1]
.
Data ini dapat menjadi parameter Pet
Mates untuk waspada akan infeksi dari cacing pita.
Baca juga : Kenali Penyakit Helminthiasis atau Kecacingan
Pada Kucing
Demi menjaga kesehatan hewan kesayangan kita dari penyakit cacingan, Vetudjoeh mengajak Pet Mates untuk memperdalam pengetahuan tentang cacing pita. Sangat disayangkan apabila kucing kalian terjangkit cacingan karena kurang nya pengetahuan. Oleh karena itu, Yuk kenali lebih jauh tentang cacing pita pada kucing!
Apa itu cacing pita?
Tapeworm atau cacing pita sudah tidak asing lagi apabila kita membicarakan hewan ternak seperti babi, sapi, domba dan sebagai nya. Namun, perlu Pet Mates ketahui cacing pita tidak hanya dapat menginfeksi hewan ternak tetapi juga dapat menginfeksi hewan kesayangan kalian.
Cacing pita memiliki bentuk
pipih memanjang tipis hingga dapat dikatakan mempunyai dua sisi dan dua tepi menyerupai
pita [3].
Saat cacing pita menghinggapi saluran pencernaan, kepala cacing akan tertanam
pada saluran pencernaan dan mengambil segala nutrisi makanan yang telah
dikonsumsi kucing kesayangan Pet Mates!
Apa penyebab infeksi cacing pita?
Infeksi dari cacing pita
pada umum nya disebabkan oleh kutu pada
rambut kucing. Fakta menunjukkan bahwa ketika kucing terjangkit kutu maka
mereka akan cenderung untuk menjilati serta menggigit bagian yang dihinggapi
kutu. Perlu Pet Mates ketahui, kutu
dapat menjadi sarana pembawa telur cacing pita yang sebelumnya hinggap di
sebuah kotoran kucing ataupun anjing [1,2].
Selain itu, cacing pita
juga dapat berasal dari makanan mentah
yang belum dimasak dengan matang. Daging mentah seperti ikan, sapi, domba
dan berbagai daging lain nya dikhawatirkan mengandung telur cacing pita. Oleh
karena itu, Vetudjoeh menganjurkan untuk mempertimbangkan
secara matang pemberian makanan mentah kepada kucing kesayangan Pet
Mates.
Baca juga : Raw Food sebagai Pet Food: Pertimbangkan Matang-Matang!
Apa gejala yang ditimbulkan cacing pita?
Gejala yang timbul saat
kucing Pet Mates terjangkit cacing
pita antara lain yaitu letih, lesu, nafsu makan menurun, berat
badan berkurang, diare, dan pada beberapa kejadian akan terjadi demam
[5].
Cacing pita pada saluran pencernaan kucing akan menyebabkan penurunan fungsi serap nutrisi.
Sehingga apabila tidak ditindaklanjuti secara cepat maka akan memperburuk
kondisi kucing kalian.
Fakta mengejutkan lain nya mengungkapkan bahwa cacing pita pada kucing kesayangan Pet Mates dapat menular juga ke manusia. Kasus penularan antar spesies ini pada umumnya menjangkit anak-anak dan menyebabkan gejala yang sama seperti pada kucing! [3]
Sumber : Mahmud, (2017)
Bagaimana cara mencegah dan menyembuhkan infeksi cacing pita?
Dalam bahasa Indonesia terdapat ungkapan yaitu sedia payung sebelum hujan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pet Mates dapat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan hal sebagai berikut :
·
Melakukan
kontrol kesehatan rutin ke dokter hewan
·
Menjaga
kebersihan tempat penampungan kotoran kucing
·
Melakukan
pengawasan terhadap hama kutu pada rambut kucing
·
Menghindari
pemberian makanan mentah
· Menjaga kucing untuk tetap berada di dalam rumah
Jika kucing kalian sudah mulai mengalami gejala infeksi cacing maka segera bawa ke dokter hewan. Kita semua paham bahwa pengobatan cacingan adalah pemberian obat cacing. Namun, sebagai pemilik hewan kita tidak bisa secara cepat mendiagnosa dan memberikan obat cacing secara langsung. Sejatinya, jenis cacing yang menginfeksi bukan hanya cacing pita tetapi banyak ragam cacing yang memiliki pengobatan nya tersendiri. #ayokedokterhewan
Referensi :
[1] Companion Animal Parasite Council. (2016). Dipylidium caninum. https://capcvet.org/guidelines/dipylidium-caninum/. Diakses tanggal 7 Agustus 2021.
[2] Cornell University College of Veterinary Medicine. (2018). Gastrointestinal Parasites of Cats. https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/cornell-feline-health-center/health-information/feline-health-topics/gastrointestinal-parasites-cats. Diakses tanggal 7 Agustus 2021.
[3] Georgi, Jay R. (1987). Tapeworms. Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice, 17(6), 1285–1305. doi:10.1016/S0195-5616(87)50003-1.
[4] Mahmud, R., Lim, Y. A. L., & Amir, A. (2017). Cestodes: Tapeworms. Medical Parasitology, 117–134. doi:10.1007/978-3-319-68795-7_11
1 Comments
kerenn
ReplyDelete