By: Gusti Ayu Illiyin Putri Santosa
Source: © Amelia White
https://vetfocus.royalcanin.com/en/scientific/dermatophytosis-in-cats
Hai Pet Mates!
pasti tidak asing dengan istilah "jamuran" yang kerap kali menjadi
permasalahan di Pawkids
kan? istilah "jamuran" itu sebenarnya memiliki nama asli ringworm
atau dermatofitosis yang merupakan infeksi akibat dari jamur pada kulit yang
paling umum kerap kali menular pada kucing (Grondalen,2004). Infeksi ini
disebabkan oleh sekelompok jamur mikroskopis yang dikenal sebagai dermatofit
yang hidup didalam kulit seperti Microsporum ssp., Trichopyton sp., dan
Epidermophyton sp (Moriello KA, 2017). Jamur yang paling banyak menginfeksi
kucing berasal dari jenis kapang Microsporum canis (Miller WH., 2013,
Scott DW, 2021). Seperti jamur pada umumnya, jamur ini menghasilkan spora yang
sangat kecil dan menjadi sumber penularan ke hewan lain, baik dari kontak
lanngsung antar hewan maupun kontak dengan lingkungan sekitar yang mengandung
spora jamur tersebut.
Dermatofitosis atau Ringworm dapat menyerang lapisan luar kulit, cakar, dan rambut. Nama ‘Ringworm’ berasal dari cincin seperti lesi yang berkembang pada kulit kucing. Menurut (Indarjulianto et al., 2017) kucing dengan rambut yang panjang lebih sering terkena dermatofitosis atau ringworm daripada rambut pendek dikarenakan memiliki sel keratin yang lebih banyak. Pet Mates perlu mewaspadai jika penyakit ini lebih sering menginfeksi Pawkids kucing di usia muda daripada usia tua diatas satu tahun. (Moriello et al., 2017) dan untuk persebarannya sendiri kejadian dermatofitosis pada kucing yang disebabkan oleh kapang telah banyak dilaporkan di seluruh penjuru dunia.
Source: © Amelia White
https://vetfocus.royalcanin.com/en/scientific/dermatophytosis-in-cats
Lalu apa saja gejala
kucing terinfeksi dermatofitosis?
Gejala biasanya muncul
dua minggu setelah terpapar dengan munculnya bentuk kemerahan pada
tepian luka yang gatal serta dapat timbul kerak dan kebotakan berbentuk cincin.
Hal ini terjadi karena sifat dari pertumbuhan jamur yang sentrifugal dari satu
titik di tengah luka (Moriello KA, 2017).
Namun, tidak semua gejala dapat terlihat bersamaan pada seekor kucing.
Kucing dapat mengalami kasus infeksi ringan, sedang, hingga parah. Pada kasus
ringan, kucing mengalami kegatalan ringan dalam satu spot, yang semakin lama
akan tumbuh kerak hingga kebotakan kecil berbentuk cincin. Pada kasus sedang,
kebotakan akan bertambah menjadi beberapa spot dalam satu region tubuh,
misalnya pada punggung, jari kaki, hingga area kepala. Kucing yang mengalami
dermatofitosis parah biasanya terlihat kebotakan di sekujur tubuh.
Bagaimana pengobatan
kucing terinfeksi dermatofitosis?
Setelah kucing Pet
Mates didiagnosis menderita dermatofitosis, maka harus
dilakukan tindakan baik pada kucing maupun lingkungan yang tentunya dengan
konsultasi dokter hewan ya! Jika banyak kucing tinggal di rumah Pet
Mates, semua kucing yang ada perlu diobati. Untuk mempermudah pengobatan
sebaiknya sementara semua kucing dilokasikan dalam satu ruangan, guna
mengindari penyebaran spora di sekitar rumah.
Perlu Pet Mates
ketahui dalam hal pengobatan dapat memakan waktu beberapa bulan untuk
menghilangkan Ringworm (Moriello KA, 2017). Semua kucing di rumah harus
dirawat, bahkan mereka yang tidak menampakkan gejala Ringworm pun perlu
diberikan perhatian supaya tidak tertular. Pet Mates jangan lupa
menggunakan sarung tangan saat menangani kucing dengan Ringworm dan
segera ganti baju yang dipakai. Baju harus dicuci dalam bilasan anti-jamur
untuk membunuh spora yang mungkin melekat ke baju. Hati – hati dalam penggunaan obat,
semua harus dikonsultasikan kepada dokter hewan yang menangani kucing Pet
Mates, sehingga diperoleh keterangan dan pengobatan yang benar dan tepat.
Refrences:
Grøndalen J,
Saevik B, Sørum
H. 2004. Companion
Animal as Reservoir
Zoonotic Diseases. Norwegian Vet
J.11: 213-287.
Indarjulianto S,
Yanuartono, Widyarini S, Raharjo S, Purnamaningsih H, Nururrozi A, Haribowo
N, Jainudin HA.
2017. Infeksi Microsporum
canis pada Kucing
Penderita Dermatitis. Jurnal
Veteriner.18(2):207-214
Miller WH, Griffin CE,
Campbell KL. Muller and Kirk’s Small Animal Dermatology. 7th ed. St Louis,
Missouri: Elsevier; 2013.
Moriello KA, Coyner K,
Paterson S, Mignon B. Diagnosis and treatment of dermatophytosis in dogs and
cats: Clinical Consensus Guidelines of the World Association for Veterinary
Dermatology. Vet Dermatol. 2017;28:66–e68.
Scott DW, Miller WH,
Griffin CE. Muller and Kirk’s Small Animal Dermatology. 6th ed. Philadelphia,
Pennsylvania: WB Saunders; 2001
0 Comments