Manajemen Terapi dan Diet Penyakit Ginjal Kronis pada Anjing dan Kucing

 

By: Gusti Ayu Illiyin Putri Santosa

Source: AdobeStock

Pet Mates, seiring bertambahnya usia dari Pawkids kita kerap kali diiringi dengan beberapa permasalahan penyakit yang tak terduga, salah satunya yang kerap terjadi yakni penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis merupakan kelainan dari fungsi ginjal yang muncul dalam jangka waktu yang lama, bersifat ireversibele (tidak dapat disembuhkan) dan kemungkinan merupakan bentuk akhir dari berbagai macam penyakit seperti penyakit penyakit infeksius, iatrogenik, metabolisme, kongenital, bahan toksik, traumatik, neoplasi, dan proses obstruksi yang menyerang ginjal (Lawson et al., 2015). Penyakit ginjal kronis ini sering terjadi pada anjing maupun kucing yang sudah tua (Burkholder 2000; Kralova dkk., 2009), yang biasanya dapat disebabkan oleh diabetes mellitus (Arzi dkk., 2008), hipertensi (Morar dkk., 2011) atau glomerulonephritis (Vaden, 2005). Untuk penyebab umum penyakit ginjal kronis pada Pawkids kita antara lain ada penyakit ginjal akut yang melanjut seperti pielonefritis, glomerulonefritis, nefrolitiasis dan ureterolitiasis. Menurut Brown (2010), prevalensi penyakit ginjal kronis pada anjing adalah 0,5 – 1%, sedangkan pada kucing 1% - 3% dan kejadian akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur terutama pada kucing.

Tahukah Pet Mates, Jika faktor ras dari Pawkids kita juga menjadi salah satu faktor alternatif kejadian penyebab penyakit ginjal kronis?

Ternyata, kejadian penyakit ginjal kronis dua kali lipat pada kucing jenis Maine Coon, Abyssinian, Siamese, Russian Blue, dan Burmese (Lulich dkk., 1992). Sedangkan untuk anjing ras yang memiliki kecenderungan mengalami penyakit ginjal kronis antara lain Cocker Spaniel (Lees dkk., 1998), Bull Terrier (Jones dkk., 1989) dan Boxer (Chandler dkk., 2007).Yang paling fatal, salah satu faktor risiko yang dicurigai dapat mengakibatkan gagal ginjal kronis adalah pakan komersial. Pakan komersial yang mengandung protein tinggi dan bersifat asam akan menekan kalium sehingga mengakibatkan hipokalemia (Brown, 1996). Hipokalemia ini akan mengakibatkan kucing mengalami gagal ginjal kronis.

 

Pet Mates, mengingat penyakit ginjal kronis ini tidak dapat disembuhkan namun untuk pengobatan dari penyakit ini bisa didasarkan atas gejala-gejala klinis yang muncul dan ditujukan untuk mengurangi penderitaan pasien. Pengobatan meliputi pemberian manajemen terapi dari cairan pengganti (Wellman dkk., 2012), kalsitriol (Polzin dkk., 2005), antihipertensi/ ACE inhibitor (King dkk., 2006), hormon eritropoietik (Bloomberg dkk., 1992), hingga pembatasan diet (Roudebush dkk., 2009).

 

Dari segala macam bentuk manajemen terapi, pemberlakuan pemberian diet dapat diperhitungkan cukup efektif dilakukan karena dapat memperbaiki kualitas serta kenyamanan hidup dan memperpanjang hidup hewan (Bartges, 2012). Untuk tujuan utama pemberian diet adalah untuk memenuhi kebutuhan energi, menghilangkan gejala klinis akibat uremia, meminimalisir gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, vitamin, mineral dan asam basa (McLeland dkk., 2014).


Source: ShutterStock

Lalu Manajemen Terapi sendiri ada apa aja sih?

1.    Terapi cairan melalui kontrol status hidrasi.

Terapi cairan pada penyakit ginjal kronis sangat penting artinya karena kondisi hipovolemik dan hipotensi adalah akibat dari kurangya intake cairan (Maddison dan Syme, 2010). Tujuan terapi cairan pengganti adalah mengembalikan volume cairan tubuh kearah normal dan mengurangi gejala klinis uremia (Lee dkk., 2005).

2.     Melalui kontrol hiperfosfatemia.

Jika fungsi ginjal normal, secara klinis hiperfosfatemia jarang terjadi (Bellasi dkk., 2006;).

3.   Bisa menggunakan terapi penyakit ginjal kronis dengan menggunakan Recombinant human erythropoeitin (rhEPO) pada kucing

telah berhasil mengobati anemia non regeneratif. Kucing penderita menunjukkan peningkatan jumlah eritrosit, peningkatan berat badan, peningkatan nafsu makan, pertumbuhan rambut dan peningkatan aktivitas (Cowgill dkk., 1998; Randolph dkk., 2004; Chalhoub dkk., 2012).

4.     Dengan mengontrol hypokalemia.

Karena frekuensi kejadian hipokalemia akibat penyakit ginjal kronis lebih sering terjadi pada kucing dibandingkan dengan anjing (Ross, 2008). Penambahan K, pemberian Kalium glukonat dan kalium sitrat per oral serta kalium klorida parenteral sering digunakan untuk koreksi hipokalemia pada anjing dan kucing (Ross, 2008).

 

5.     Dengan mengontrol Proteinuria.

Proteinuria adalah manifestasi utama pada penyakit ginjal dan merupakan indikator turunnya fungsi ginjal, sehingga kita perlu mengontrolnya untuk terapi penyakit ginjal kronis.

Karena penyakit ginjal kronis ini tidak dapat disembuhkan, dengan adanya strategi penerapan manajemen terapi Pawkids kita melalui pengobatan dan diet yang tepat dapat ditujukan untuk memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang hidup Pawkids kesayangan kita.

 

References:

·       Yanuartono et al,. 2017. Penyakit Ginjal Kronis pada Anjing dan Kucing: Manajemen Terapi dan Diet. Jurnal Sain Veteriner. Vol. 35 (1) : 16- 34.

·       Arzi, B., Anderson, J.G. and Verstraete, F.J.M. (2008). Oral manifestations of systemic disorders in dogs and cats. Journal of Veterinary Clinical Science 1 : 112–124.

·       Bartges, J.W. (2012). Chronic Kidney Disease in Dogs and Cats. Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice 2012;42:669-692. Bartges JW. Chronic Kidney Disease in Dogs and Cats. Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice. 42 :669-692.

·       Bellasi, A., Kooienga, L. and Block, G.A. (2006). Phosphate binders: new products and challenges. Hemodial Int. 10: 225–34.

·       Bloomberg, R.M., Pook, H. A., Jacobs, R. M. and Van Gorder, J. M. (1992). Human recombinant eritropoetin therapy in a cat with chronic renal failure. Can Vet J Vol. 33 : 612 – 613.

·       Brown, S.A. (2015). Renal dysfunction in small animals. The Merck Veterinary Manual website.www.merckmanuals.com/vet/urinary_system/noninfectious_diseases_of_the_urinary_system_in_small_animals/renal_dysfunction_in_small_animals. html. Diakses pada Juli 2023.

·       Brown, S.A., Brown, C.A., Crowell, W.A., Basanti, J.A. and Finco D.R. (1996). Does modifying dietary lipids influence the progression of renal failure? Vet Clin North Am. 26:1277–1285.

·       Burkholder, W.J. (2000). Dietary considerations for dogs and cats with renal disease. Journal of the American Veterinary Medical Association 216 : 1730-1734.

·       Cowgill, L.D., James, K.M., Levy, J.K., Browne,J.K., Miller, A., Lobingier, R.T. and Egrie, J.C. (1998). Use of recombinant human eritropoetin for management of anemia in dogs and cats with renal failure. J Am Vet Med Assoc. 212: 521-8

·       Chandler, M.L., Elwood. C., Murphy, K.F., Gajanayake, I. and Syme, H.M. (2007). Juvenile nephropathy in 37 boxer dogs. J Small Anim Pract. 48(12):690-694.

·       Chalhoub, S., Langston, C.E. and Farrelly, J. (2012). The use of darbepoetin to stimulate erythropoiesis in anemia of chronic kidney disease in cats: 25 cases. J Vet Intern Med. 26(2) :363–369.

·       King, J. N., Gunn-Moore, D. A., Tasker, S., Gleadhill,  A. and Strehlau. G. (2006). Tolerability and efficacy of benazepril in cats with chronic kidney disease. Journal of Veterinary Internal Medicine 20(5) : 1054–1064.

·       Kralova, S., Leva, L. and Toman, M. (2009). Polymorphonuclear function in naturally occurring renal failure in dogs. Veterinarni Medicina 54 (5) : 236–243.

·       Lawson, J., Elliott, J., Wheeler-Jones, C., Syme, H, and Jepson, R. (2015). Review Renal fibrosis in feline chronic kidney disease: Known mediators and mechanisms of injury. The Veterinary Journal 203 :18–26.

·       Lees, G.E., Brown, S.A., Elliott, J., Grauer, G.E. and Vaden, S.L. (2005). Assessment and management of proteinuria in dogs and cats: 2004 ACVIM Forum Consensus Statement (small animal). J Vet Intern Med. 19 (3) :377-385

·       Lees, G.E., Helman, R.G., Homco, L.D., Millichamp, N.J., Hunter, J.F. and Frey M.S. (1998). Early diagnosis of familial nephropathy in English cocker spaniels. Journal of the American Animal Hospital Association: Vol. 34, No. 3, pp. 189-195.

·       Maddison, J. and Syme, H. (2010). Chronic kidney disease in dogs and cats II: Principles of management continue education Irish Veterinary Journal Vol. 63 No. 2 : 106 – 109.

·       McLeland, S.M., Lunn, K.F., Duncan, C.G., Refsal, K.R. and Quimby, J.M. (2014). Relationship among serum creatinine, serum gastrin, calcium-phosphorus product, and uremic gastropathy in cats with chronic kidney disease. J. Vet. Intern. Med. 28: 827-837.

·       Morar, D., Falcă, C., MoÅ‚, T., Cristina, P., Ciulan, V. and Simiz, F. (2010). Blood Pressure In Cats With Chronic Renal Failure. Lucrări StiinÅ‚ifice Medicină Veterinară Vol. Xliii (1) Timisoara: 319 – 324.

·       Randolph, J. E., Scarlett, J., Stokol, T. and Macleod, J. N. (2004). Clinical efficacy and safety of recombinant canine eritropoetin in dogs with anemia of chronic renal failure and dogs with recombinant human eritropoetin-induced red cell aplasia. J Vet Intern Med 18 : 81-91.

·       Ross, S. (2008). Diagnosis and Management of Chronic Kidney Disease in Dogs and Cats Proceedings, The 15th Congress of FAVA FAVA -OIE Joint Symposium on Emerging Diseases Bangkok, Thailand : S89 – S93.

·       Roudebush, P., Polzin, D. J., Ross, S. J., Towell, T. L., Adams, L. G. and Forrester, S. D. (2009). Therapies for feline chronic kidney disease. What is the evidence? Journal of Feline Medicine & Surgery 11 : 195-210.

·       Vaden, S.L. (2005). Glomerular disease. In: Ettinger SJ, Feldman EC, editors. Textbook of Veterinary Internal Medicine. 6th ed. St Louis, Missouri: Saunders (Elsevier) : 1786 -1800.

·       Wellman, M.L., DiBartola, S.P. and Kohn, C.W. (2012). Applied physiology of body fluids in dogs and cats. In: DiBartola SP, ed. Fluid, electrolyte, and acid-base disorders in small animal practice. 4th ed. St. Louis (MO): Elsevier Saunders :15


Post a Comment

0 Comments